ZCgRxn24sMSt1P8PT34NVVluf7C7ODQ8eSh7SrtI
Bookmark

Bolehkah Merayakan Hari Ibu Tanggal 22 Desember

Sebagai seorang motivator, contoh, pendidik, dan sahabat, ibu memiliki jasa yang besar. Semua pengorbanan dan semangat yang telah ibu curahkan kepada anaknya tidak akan bisa tergantikan. begitulah jasa seorang ibu, begitu besar perjuangannya hingga anak-anaknya bisa seperti saat ini. Hari ibu merupakan hari dimana semua orang yang ada di dunia ini merayakan hari spesial seorang ibu. Bolehkah Merayakan Hari Ibu Tanggal 22 Desember? Nah, ada beberapa pendapat tentang perayaan hari ibu, tulisan ini akan membahas tentang salah satu tokoh yang berpendapat tentang hari ibu :


Diambil via Mudinatulquran.or.id Ustadz Dr. Syafiq bin Riza Basalamah berpendapat tentang perayaan hari ibu. Dalam tulisannya yang berjudul (Jangan Pernah Merayakan) Selamat Hari Ibu!! ia memulai tulisannya dengan membuat pertanyaan tentang Siapa yang tidak mengenal Ibu?

merayakan hari ibu, lihatlah perjuangan seorang ibu yang luar biasa
image source dejulogy.wordpress.com


semua manusia yang ada setelah Adam dan Hawa pasti lahir dari rahim seorang ibu. betapa agungnya peran ibu, betapa mulianya pengorbanan ibu, kasihnya sepanjang masa, bak sang surya menyinari dunia, budi baiknya yang tak pernah terbalah oleh kita sebagai anaknya. Namun sayangnya, sudah banyak anak adam yang melupakan hak ibunya. mereka dilalaikan dengan kesibukan dunia yang tiada habisnya. Sungguh sakit hati ini, melihat kedurhakaan anak pada ibundanya. sebagian orang tersadarkan dari mabuk dunia, terjaga dari mimpi panjang dan angan-angannya, menepi ke pantai kebajikan, dan berfikir untuk kembali menghargai ibu. sehingga mereka berfikir untuk membuat hari spesial untuk ibu. Inisiatif inilah yang memunculkan beberapa kata-kata :
- Ini, bagi ibu yang telah mengandung 9 bulan 
- Bagimu yang telah menyusuiku selama 24 bulan aku peruntukkan satu hari dari hidupku untukmu
- Bagimu yang tidak lelah merawatku sejak lahir sampai aku dewasa, ada satu hari dihatiku untukmu
- Bagimu yang rela tidak tidur untukku, rela lapar untukku, rela sakit, asal aku sehat hanya ada 1 hari bagimu
- Satu hari dari 360 hari yang kumiliki, ku persembahkan untukmu
- 24 jam dari 8640 jam waktuku ku peruntukkan untuk mengingatmu

Sadarlah wahai anak Adam!
Hal ini benar-benar suatu kebiadaban nyata dari seorang anak yang tidak tahu diri, tidak kenal bakti dan balas budi, dan memang itulah peradaban orang-orang yang tidak beriman. Jangan pernah merayakan hari ibu karena dalam islam semua hari adalah untuk ibu, semua waktu adalah untuknya, tidak mentaatinya akan membuat murka sang pencipta. Keridhoan Ilahi berada pada keridhoannya, dia adalah orang yang paling berhak untuk dicintai dan dihormati setelah Allah ta'ala dan Rosulnya. Kebaikannya tatkala hidup selalu dijaga, pengorbanannya setelah matipun akan selalu diingat. Lisan seorang muslim selalu basah dengan do'a untuknya. Jangan berkata dari pada tidak ingat sama sekali, itu falsafah orang-orang kafir dan kamu bukan mereka. Rubahlah filsafah itu. 
Rubahlah sifatmu lebih mengutamakan istri dan anak, kamu tidak akan pernah ada tanpa ibumu, kamu tidak akan bisa dewasa tanpa ibumu, dan kamu tidak akan seperti sekarang tanpa kasih sayang ibu. Celaka seseorang yang tidak masuk surga sedang ibu bapaknya, atau salah satu darinya ia dapati masih hidup (itu pesan nabi). Jadikanlah semua harimu untuk ibu, dan selalu berdo'a Robbighfirli Waliwalidayyah Warkhamhuma Kamarobbayanishoghiro.

Nah, Itu merupakan salah satu pendapat ahli tentangf merayakan hari ibu. Sekarang sudah tahu bukan? pendapat tersebut dapat kamu jadikan sebagai referensi atau sumber informasi untuk kamu jadikan sebagai bekal nantinya ketika berdiskusi. Terima kasih telaah membaca, semoga bermanfaat :)