ZCgRxn24sMSt1P8PT34NVVluf7C7ODQ8eSh7SrtI
Bookmark

Pengertian Kalimat, Ciri - ciri, Fungsi Kalimat dan Unsur-Unsur Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Setiap orang yang bisa membaca, menulis atau pun berbicara pasti tahu dengan istilah yang satu ini. Dalam tiga aktivitas ini, kalimat merupakan bahan atau pun pokok utama yang digunakan. Tanpa kalimat tiga aktivitas di atas tidak akan bisa dikerjakan atau pun dilakukan.

Pengertian Kalimat, Ciri - ciri, Fungsi Kalimat dan Unsur-Unsur Kalimat dalam Bahasa Indonesia
Pengertian Kalimat, Ciri - ciri, Fungsi Kalimat dan Unsur-Unsur Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Meskipun digunakan setiap hari, akan tetapi kebanyakan orang tidak mengetahui arti kata kalimat itu sendiri. Jika ditanya mengenai defenisi atau pun pengertian kalimat, pasti banyak orang yang tidak dapat menjelasakkanya dengan benar. Lantas, apa sih sebenarnya kalimat itu?

Definisi dan Pengertian Kalimat

Pengertian kalimat adalah gabungan kata atau pun frasa kata yang disusun dengan mengikuti pola penyusunan tertentu sehingga memiliki arti atau pun makna. Sebuah kalimat harus tersusun setidaknya oleh dua kata atau pun dua frasa kata yaitu satu kata subjek dan satu kata predikat. Selain itu, sebuah kalimat juga harus memiliki arti atau pun makna tertentu.

Menurut Susilo (1990), frasa kata atau pun gabungan kata hanya dapat dikategorikan ke dalam kalimat apabila memenuhi 5 ciri kalimat yaitu memiliki makna, disusun dengan mengikuti kaidan penyusunan tertentu, dapat berdiri sendiri (tidak bergantung dengan kalimat lain), memiliki jeda, dan diakhiri dengan sebuah intonasi.

Jenis – jenis Kalimat

Menurut Pengucapannya
  1. Kalimat Langsung – merupakan jenis kalimat yang secara langsung diucapkan oleh seseorang. Dalam penulisannya kalimat langsung biasanya dibubuhi dengan tanpa petik pembuka dan tanda petik penutup.
  2. Kalimat Tidak Langsung – merupakan jenis kalimat yang berupa saduran atau pun penceritaan kembali apa yang telah diucapkan oleh orang lain (kalimat langsung).

Menurut Jumlah Frasa
  1. Kalimat Tunggal – merupakan jenis kalimat yang yang hanya terdiri dari subjek dan predikat saja. Kalimat tunggal biasanya hanya memiliki satu pola, seperti Gading sedang membaca.
  2. Kalimat Majemuk Setara – merupakan jenis kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar yang memiliki kedudukan yang setara. Kalimat majemuk biasanya disusun dari beberapa kalimat tunggal, seperti Gading sedang membaca buku Bahasa Indonesia.
  3. Kalimat Majemuk Beringkat – merupakan jenis kalimat majemuk yang terdiri atas dua atau lebih susunan kalimat tunggal yang memiliki kedudukan yang berbeda.
  4. Kalimat Majemuk Campuran – merupakan jenis kalimat yang disusun atas gabungan kalimat majemuk setara dengan kalimat manjemuk bertingkat.
Menurut Fungsinya
  1. Kalimat Pernyataan – merupakan jenis kalimat yang digunakan untuk menyatakan sesuatu / maksud
  2. Kalimat Berita – merupakan jenis kalimat yang digunakan untuk menceritakan sesuatu kepada seseorang.
  3. Kalimat Perintah – merupakan jenis kalimat yang digunakan untuk memberikan perintah kepada seseorang
  4. Kalimat Tanya – merupakan jenis kalimat yang digunakan untuk menanyakan sesuatu kepada seseorang.
  5. Kalimat Seruan – merupakan jenis kalimat yang digunakan untuk memberikan seruan kepada seseroang.

Ciri-Ciri Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Setiap sesuatu pasti mempunyai ciri khasnya masing-masing, begitu pun dengan kalimat. Berikut ini terdapat beberapa ciri-ciri kalimat dalam bahasa Indonesia.

1. Merupakan Sebuah Kesatuan Bahasa
Seperti yang disebutkan di awal paragraf, bahwa kalimat merupakan sebuah kesatuan dari satuan bahasa yang ada. Adapun satuan bahasa yang membentuk suatu kalimat antara lain:
  1. Fonem: merupakan bunyi pada bahasa yang mampu membedakan makna suatu kata.
  2. Morfem: merupakan bentuk pada bahasa yang mengandung arti atau mendukung arti suatu kata atau bahasa.
  3. Jenis-jenis kata: merupakan satuan bahasa yang mempunyai satu makna di dalamnya.
  4. Frasa dalam bahasa Indonesia: merupakan satuan bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak mengandung predikat dan tidak berpotensi menjadi suatu kalimat.
  5. Klausa dalam bahasa Indonesia: merupakan satuan bahasa yang terdiri atas dua kata atau lebih yang mepunyai predikat dan berpotensi menjadi suatu kalimat.
2. Dapat Berdiri Sendiri
Sebuah kalimat dapat dikatakan berdiri sendiri karena sebuah kalimat mampu menyampaikan suatu gagasan meski tanpa ditambahi oleh kalimat lainnya. Hal ini berbeda dengan frasa yang tidak dapat berdiri sendiri dan mesti ditambah dengan unsur bahasa lainnya.

3. Mempunyai Pola Intonasi Akhir
Dalam definisi kalimat yang telah disebutkan di awal pembahasan, kalimat dikatakan mempunya pola intonasi akhir. Artinya, sebuah kalimat mempunyai intonasi khusus di bagian akhirnya saat kita mengucapkan kalimat tersebut. Fungsi intonasi akhir pada kalimat yang kita ucapakan adalah sebagai penegas atau penekanan dari kalimat yang diucapkan. Pola intonasi kalimat pun sangat bervariasi, tergantung jenis kalimat yang diucapkan.

Jika kalimat yang diucapkan adalah macam-macam kalimat berita, contoh kalimat pernyataan dalam bahasa Indonesia atau kalimat deklaratif, maka pola intonasi akhirnya adalah datar. Artinya, kalimat itu berintonasi datar saat diucapkan dengan lisan. Selanjutnya, jika kalimat yang diucapkan adalah jenis-jenis kalimat perintah atau kalimat imperatif, maka intonasi pengucapannya pun harus tinggi. Hal ini bertujuan untuk menegaskan dua kalimat tersebut berisi perintah atau penegasan akan suatu hal, sehingga pola intonasi akhirnya pun mesti tinggi dibanding kalimat pernyataan, kalimat berita atau kalimat deklaratif. Dan jika kalimat yang diucapkan adalah jenis-jenis kalimat tanya dan contohnya atau kalimat interogatif, maka pola intonasi akhir yang diucapkan mestilah rendah dibanding intonasi pada kalimat-kalimat lainnya.

4. Adanya Penggunaan Huruf Kapital dan Penggunaan Tanda Baca
Dalam kalimat, penggunaan huruf kapital digunakan di awal kalimat sebagai huruf pertama yang mengawali kalimat tersebut. Selain itu, huruf kapital pada kalimat juga digunakan pada huruf pertama sebuah kutipan langsung, huruf pertama pada nama orang atau suatu daerah, huruf pertama untuk sebutan yang berkaitan dengan Tuhan, dan lain sebagainya, Penggunaan huruf kapital pada kalimat tersebut sudah diatur dalam ketatabahasaan bahasa Indonesia.

Selain itu, penggunaan tanda baca pun juga digunakan pada kalimat. Terdapat beberapa tanda baca yang digunakan untuk beberapa jenis kalimat tertentu. Misalnya saja penggunaan tanda titik yang digunakan untuk kalimat berita, pernyataan, atau kalimat deklaratif. Atau, penggunaan tanda tanya dan tanda seru untuk kalimat tanya/kalimat interogatif dan kalimat perintah/kalimat interogatif.

Fungsi Kalimat

Fungsi kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap. Cara praktis menentukan fungsi kalimat :

1. Subjek
Subjek adalah pokok kalimat. Fungsi ini dapat dicari dengan pertanyaan “Siapa/Apa yang dibicarakan oleh kalimat ini?” Subjek selalu berjenis kata benda atau frasa benda, sebab definisi subjek adalah hal/sesuatu yang dibicarakan oleh kalimat.

2. Predikat
Predikat adalah keterangan langsung terhadap subjek. Predikat dapat dicari dengan pertanyaan “Ada apa dengan subjek? Apa yang dilakukan subjek? Bagaimana keadaan subjek?”

3. Objek
Objek adalah bagian kalimat yang dapat diubah menjadi subjek dengan cara dipasifkan atau diaktifkan. Objek dapat dicari dengan memasifkan atau mengaktifkan kalimat. Bagian yang berubah menjadi subjek adalah objeknya.

4. Keterangan
Keterangan adalah bagian yang bersifat menjelaskan. Cirinya, dapat dipindahkan dengan melompati subjek dan predikat, tanpa mengubah arti kalimat.

5. Pelengkap
Pelengkap menyerupai objek. Cirinya, tidak dapat dipindahkan melompati S dan P dan tidak dapat diubah menjadi subjek.

Unsur-Unsur Kalimat dalam Bahasa Indonesia

Adapun unsur-unsur kalimat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Subjek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, subjek atau subyek merupakan suatu bagian klausa yang menandai apa yang hendak dibicarakan oleh pembicara atau pengarang. Secara sederhana, subjek disebut dengan pokok kalimat. Subjek sendiri dapat berbentuk jenis-jenis kata benda, atau bisa juga berbentuk contoh frasa nomina.

Contoh:
  • Ibu sedang berbelanja ke pasar. (Ibu= subjek yang berbentuk kata kerja).
  • Ayah Andi bekerja di perusahaan multinasional. (Ayah Andi= subjek yang berbentuk frasa nomina).
2. Predikat
Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, predikat merupakan bagian kalimat yang menandai apa yang hendak diucapkan oleh pembicara atau penulis tentang subjek. Predikat biasanya diletakkan setelah subjek. Biasanya, predikat dapat berupa jenis-jenis kata kerja atau contoh frasa verba dalam bahasa Indonesia.

Contoh:
  • Adik bermain bola. (bermain= predikat yang berbentuk kata kerja).
  • Adik sedang bermain bola. (sedang bermain= predikat yang berbentuk frasa verba).
3. Objek
Objek merupakan unsur kalimat yang diletakkan setelah subjek. Objek biasanya digambarkan sebagai korban yang dikenai perbuatan oleh subjek. Dalam kalimat pasif, objek biasanya dileakkan di awal kalimat menggantikan posisi subjek. Sementara itu, dalam kalimat intransitif dan kalimat semitransitif, unsur kalimat ini tidak digunakan sama sekali, dan fungsinya digantikan oleh unsur pelengkap dan keterangan. Sama seperti subjek, objek sendiri juga dapat berupa kata benda ataupun frasa nomina.

Contoh:
  • Agus sedang membacakan puisi. (puisi= objek yang berbentuk kata kerja).
  • Maya sedang mengerjakan PR Matematika. (PR Matematika= objek yang berbentuk frasa nomina).
4. Pelengkap
Menurut laman Wikipedia, pelengkap atau komplimen merupakan unsur kalimat yang letaknya berada di sebelah objek atau bisa juga diletakkan di sebelah kalimat jika kalimat itu merupakan kalimat intransitif dan semitransitif yang tidak membutuhkan keberadaan objek di dalamnya. Pelengkap seringkali disamakan dengan objek, bahkan dengan keterangan. Padahal, pelengkap mempunyai perbedaan dengan objek maupun keterangan.

Salah satu cara membedakan pelengkap dan objek adalah dengan melihat kata atau frasa yang ada setelah predikat. Jika kata yang ada di sebelah predikat itu adalah kata benda atau frasa nomina, maka dipastikan bahwa itu adalah objek. Dengan demikian, kata atau frasa selain itu adalah pelengkap. Sementara itu, salah satu cara membedakan pelengkap dan keterangan adalah dari segi posisi kedua unsur tersebut. Posisi unsur pelengkap terletak di sebelah predikat atau objek dan tidak bisa dipindah ke posisi lainnya, sedangkan keterangan posisinya bisa di sebelah objek, predikat, pelengkap, bahkan di awal kalimat sekali pun. Pelengkap sendiri dapat berupa klausa dalam bahasa Indonesia, frasa verba, contoh frasa adjektiva dalam kalimat, kata benda atau pun contoh frasa preposisional dalam bahasa Indonesia.

Contoh:
  • Andi mengatakan bahwa baju itu adalah kepunyaannya. (baju itu adalah kepunyaannya= pelengkap yang berbentuk klusa).
  • Wajah Andi terlihat begitu murung. (begitu murung= pelengkap yang berbentuk frasa adjektiva).
5. Keterangan
Seperti yang dijelaskan di poin sebelumnya, bahwa keterangan merupakan unsur kalimat yang dapat diletakkan setelah pelengkap, objek, predikat, dan bahkan di awal kalimat sekalipun. Adapun definisi keterangan sendiri–yang dikutip dari KBBI–adalah jenis-jenis kata atau kelompok kata yang menerangkan kata atau bagian kalimat lainnya. Keterangan atau jenis-jenis kata keterangan dapat berupa keterangan tempat, waktu, cara, dan sebagainya.

Contoh:
  • Ibu membeli sayur-sayuran di pasar. (di pasar= keterangan tempat).
  • Amalia mengerjakan tugas sekolah di malam hari. (di malam hari= keterangan waktu).

Pencarian yang paling banyak dicari
  • contoh kalimat adalah
  • ciri ciri kalimat
  • jenis kalimat
  • kalimat majemuk
  • unsur kalimat
  • makalah kalimat
  • fungsi kalimat
  • pola kalimat
Post a Comment

Post a Comment