ZCgRxn24sMSt1P8PT34NVVluf7C7ODQ8eSh7SrtI
Bookmark

Pengertian Keluarga, Fungsi, Macam-Macam Bentuk Keluarga dan Ciri-Ciri Keluarga

Berbicara mengenai keluarga, setiap orang pasti langsung teringat dengan ayah, ibu, anak, dan kehangatan rumah tangga. Ya, tiga personel dan satu situasi tersebut merupakan faktor utama yang menjadi dasar terbentuknya sebuah keluarga. Tanpa dilengkapi salah satu personel atau pun kondisi tersebut, sebuah keluarga tidak akan dapat berfungsi dengan baik.

Pengertian Keluarga, Fungsi, Macam-Macam Bentuk Keluarga dan Ciri-Ciri Keluarga
Pengertian Keluarga, Fungsi, Macam-Macam Bentuk Keluarga dan Ciri-Ciri Keluarga
Pada dasarnya setiap orang di dunia ini, pasti sudah mengenal istilah keluarga. Akan tetapi pada praktiknya, masih banyak orang yang tidak mengetahui arti kata keluarga atau pun menjalankan fungsi keluarga yang sebenarnya.

Lantas, apa sih sebenarnya arti kata keluarga itu? Dan apa saja kah fungsi keluarga dalam kehidupan manusia?

Definisi dan Pengertian Keluarga

Menurut Wikipedia, pengertian keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang tersusun atas kepala keluarga (berperan sebagai suami dan ayah) dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal bersama pada suatau tempat di bawah satu atap dalam kondisi yang saling membutuhkan / ketergantungan.

Pengertian Keluarga Menurut Para Ahli

Adapun pengertian keluarga menurut para ahli yang diantaranya yaitu:

Menurut Duvall Dan Logan “1986”
Keluarga merupakan sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Menurut Bailon Dan Maglaya “1978”
Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Menurut Departemen Kesehatan RI “1988”
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Menurut Narwoto Dan Suyanto “2004”
Keluarga merupakan lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universial dan menjadi pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu.

Menurut Sigmund Freud
Menurutnya pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.

Menurut UU. No. 10 Tahun 1992
Mendefinisikan keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau sumi-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.

Menurut Salvicion Dan Celis “1998”
Di dalam keluarga terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan di hidupnya dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Menurut Sayekti “1994”
Mendefinisikan keluarga ialah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Menurut Friedman “1998”
Mendefinisikan keluarga ialah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian-bagian dari keluarga.

Menurut Effendy “2005”
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

Raisner
Pengertian keluarga menurut Raisner adalah sebuah kelompok yang terdiri dua orang atau lebih masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, kakak, dan nenek.

Spradley dan Allender
Pengertian keluarga menurut Spradley dan Allender adalah satu atau lebih yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.

Gillis
Pengertian keluarga menurut Gillis adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing mempunyai sebagaimana individu.

BKKBN (Badan Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional)
Pengertian keluarga menurut BKKBN adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami isteri atau suami isteri dan anak-anaknya atau ibu dan anak-anaknya.

Wikipedia
Pengertian keluarga menurut Wikipedia adalah uniter terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Pengertian keluarga menurut KBBI adalah ibu dan bapak beserta anak-anaknya.

Fungsi Keluarga dan Kehidupan Manusia

Dalam kehidupan manusia, keluarga memili beberapa fungsi dasar sebagai berikut :

  1. Fungsi pendidikan moral dan juga akhlak anak;
  2. Fungsi sosialisasi kehidupan untuk anak;
  3. Fungsi perlindungan untuk setiap anggota keluarga;
  4. Fungsi perasaan dan pemberi kasih sayang antar sesama anggota keluarga;
  5. Fungsi pendidikan dan juga penanaman ilmu dan praktik agama;
  6. Fungsi penyedia kebutuhan ekonomi untuk anggota keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhannya sendiri;
  7. Fungsi biologis sebagai sebuah bagian untuk memperbanyak keturunan / generasi penerus;
  8. Fungsi kasih sayang, rasa aman, dan perhatian antar sesama anggota keluarga;
  9. Fungsi rekreatif untuk setiap anggota keluarga dari berbagai macam aktivitas keseharian.

Fungsi Lain Keluarga Adalah

Fungsi Keluarga
Adapun fungsi keluarga yaitu:

a. Fungsi Biologis
Adapun fungsi biologis keluarga yaitu:
  1. Untuk meneruskan keturunan
  2. Memelihara dan membesarkan anak
  3. Memberikan makanan bagi keluarga dan memenuhi kebutuhan gizi
  4. Merawat dan melindungi kesehatan para anggotanya
  5. Memberi kesempatan untuk berekreasi
b. Fungsi Psikologis
Adapun, fungsi psikologi keluarga yaitu
  1. Identitas keluarga serta rasa aman dan kasih sayang
  2. Pendewasaan kepribadian bagi para anggotanya
  3. Perlindungan secara psikologis
  4. Mengadakan hubungan keluarga dengan keluarga lain atau masyarakat
c. Fungsi Sosial Budaya
Adapun fungsi sosial budaya dari keluarga yaitu:
  1. Meneruskan nilai-nilai budaya
  2. Sosialisasi
  3. Pembentukan noema-norma, tingkah laku pada tiap tahap perkembangan anak serta kehidupan keluarga
d. Fungsi Sosial
Adapun fungsi sosial dari keluarga yaitu:
  1. Mencari sumber untuk memenuhi fungsi lainnya
  2. Pembagian sumber tersebut untuk pengeluaran atau tabungan
  3. Pengaturan ekonomi atau keuangan
e. Fungsi Pendidikan
Adapun fungsi pendidikan dari keluarga, yaitu:
  1. Penanaman keterampilan, tingkah laku dan pengetahuan dalam hubungan dengan fungsi-fungsi lain.
  2. Persiapan untuk kehidupan dewasa.
  3. Memenuhi peranan sehingga anggota keluarga yang dewasa.

Macam-Macam Bentuk Keluarga

Adapun macam-macam bentuk keluarga, diantaranya:

Berdasarkan Garis Keturunan
Berdasarkan garis keturunnyannya, keluarga dibedakan menjadi 2 yaitu:
  1. Patrilinear yaitu keturunan sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan tersebut disusun melalui jalur garis ayah.
  2. Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah dalam beberapa ganerasi dimana hubungan tersebut disusun melalui jalur garis ibu.
Berdasarkan Jenis Perkawinan
Berdasarkan jenis perkawinannya, keluarga dibedakan menjadi:
  1. Monogami yaitu keluarga dimana terdapat seorang suami dengan seorang istri.
  2. Poligami yaitu keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu istri.
Berdasarkan Pemukiman
Berdasarkan pemukimannya keluarga dibedakan menjadi:

Patrilokal yaitu pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga sedarah suami.
Matrilokal yaitu pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga satu istri
Neolokal yaitu pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.

Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
Berdasarkan jenis anggota keluarganya, keluarga dibedakan menjadi:
  1. Keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.
  2. Keluarga besar (Extended Family) yaitu keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara seperti kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain.
  3. Keluarga Berantai (Serial Family) yaitu keluarga yang terdiri atas wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
  4. Keluarga Duda/janda (Single Family) yaitu keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
  5. Keluarga berkomposisi (Composite) yaitu keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
  6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) yaitu keluarga yang terdiri atas dua orang yang terjadi tanpa pernikahan namun membentuk suatu keluarga.
Berdasarkan Kekuasaan
Berdasarkan kekuasaannya, keluarga dibedakan menjadi:
  1. Patriakal yaitu keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga berada dipihak ayah.
  2. Matrikal yaitu keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga berada dipihak ibu.
  3. Equalitarium yaitu keluarga dimana ayah dan ibu yang memegang kekuasaan.

Jenis – jenis Keluarga

Secara umum, keluarga dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu keluarga inti, keluarga konjugal, dan keluarga luas.

Keluarga Inti
Keluarga inti merupakan jenis keluarga yang paling dasar sekaligus paling kecil cakupannya. Meskipun begitu, keluarga inti merupakan jenis keluarga yang memegang peranan terbesar dalam kehidupan setiap orang. Jenis keuarga ini hanya terdiri atas ayah, ibu, dan anak.

Keluarga Konjugal
Jenis keluarga konjugal merupakan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak, yang dilengkapi dengan keberadaan / interaksi dari orang tua ayah atau pun ibu (kakek, nenek). Dibandingkan dengan keluarga inti, cakupan keluarga konjugal cenderung jauh lebih luas dan juga lebih kompleks.

Keluarga Luas
Keluarga luas merupakan jenis keluarga dengan jumlah personil dan juga luas cakupan paling besar. Keluarga luas terdiri dari personil keluarga konjugal yang telah dilengkapi dengan keberadaan kerabat yang lebih kompleks seperti paman, bibi, sepupu, dan berbagai personel keluarga lainnya.

Ciri-Ciri Keluarga

Ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut:

  1. Suatu keluarga terdiri dari orang-orang yang mempunyai hubungan darah atau adopsi.
  2. Semua anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan mereka membentu suatu rumah tangga.
  3. Memiliki satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi dan memainkan peran sebagai suami istri, bapak dan ibu, anak dan saudara.
  4. Mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang luas.


Peranan

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.[5]

Berbagai peranan yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut:

  1. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.[5]
  2. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, di samping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.[5]
  3. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.[5]

Tugas

Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:[butuh rujukan]

  1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
  2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
  3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing.
  4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
  5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
  6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
  7. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
  8. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:

  1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.[3]
  2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik.[3]
  3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.[3]
  4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.[3]
  5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.[3]
  6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.[3]
  7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.[3]
  8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.[3]
  9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.[3]

Bentuk keluarga

Ada dua macam bentuk keluarga dilihat dari bagaimana keputusan diambil, yaitu berdasarkan lokasi dan berdasarkan pola otoritas [7].

Berdasarkan lokasi

  1. Adat utrolokal, yaitu adat yang memberi kebebasan kepada sepasang suami istri untuk memilih tempat tinggal, baik itu di sekitar kediaman kaum kerabat suami ataupun di sekitar kediamanan kaum kerabat istri;
  2. Adat virilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan menetap di sekitar pusat kediaman kaum kerabat suami;
  3. Adat uxurilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri harus tinggal di sekitar kediaman kaum kerabat istri;
  4. Adat bilokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat tinggal di sekitar pusat kediaman kerabat suami pada masa tertentu, dan di sekitar pusat kediaman kaum kerabat istri pada masa tertentu pula (bergantian);
  5. Adat neolokal, yaitu adat yang menentukan bahwa sepasang suami istri dapat menempati tempat yang baru, dalam arti kata tidak berkelompok bersama kaum kerabat suami maupun istri;
  6. Adat avunkulokal, yaitu adat yang mengharuskan sepasang suami istri untuk menetap di sekitar tempat kediaman saudara laki-laki ibu (avunculus) dari pihak suami;
  7. Adat natalokal, yaitu adat yang menentukan bahwa suami dan istri masing-masing hidup terpisah, dan masing-masing dari mereka juga tinggal di sekitar pusat kaum kerabatnya sendiri.

Berdasarkan pola otoritas

  1. Patriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh laki-laki (laki-laki tertua, umumnya ayah)
  2. Matriarkal, yakni otoritas di dalam keluarga dimiliki oleh perempuan (perempuan tertua, umumnya ibu)
  3. Equalitarian, yakni suami dan istri berbagi otoritas secara seimbang.

Subsistem sosial

Terdapat tiga jenis subsistem dalam keluarga, yakni subsistem suami-istri, subsistem orang tua-anak, dan subsitem sibling (kakak-adik).[8] Subsistem suami-istri terdiri dari seorang laki-laki dan perempuan yang hidup bersama dengan tujuan eksplisit dalam membangun keluarga.[8] Pasangan ini menyediakan dukungan mutual satu dengan yang lain dan membangun sebuah ikatan yang melindungi subsistem tersebut dari gangguan yang ditimbulkan oleh kepentingan maupun kebutuhan darti subsistem-subsistem lain.[8] Subsistem orang tua-anak terbentuk sejak kelahiran seorang anak dalam keluarga, subsistem ini meliputi transfer nilai dan pengetahuan dan pengenalan akan tanggungjawab terkait dengan relasi orang tua dan anak.[8]

Keluarga Sejahtera

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat terdiri atas suami-istri atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. Keluarga sejahtera adalah dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah mampu memenuhikebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertakwa kepada tuhan yang maha esa,memiliki hubungan yang sama, selaras, seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan.

Tahapan keluarga
Keluarga Pra Sejahtera
Keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal seperti pengajaran, agama, sandang, pangan, papan, kesehatan.

Keluarga Sejahtera Tahap جرمب
1 Keluarga dapat memenuhi kebutuhan dasar secara minimal ( sesuai kebutuha ndasar pada keluarga pra sejahtera) tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan sosial psikologis keluarga seperti pendidkan, KB, interaksi dalamkeluarga, interaksi dengan lingkungan

Keluarga Sejahtera Tahap 2
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan psikologis tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangan (menabung dan memperoleh informasi).

Keluarga Sejahtera Tahap 3
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan pada tahapan keluarga 1 dan 2 namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) maksimal terhadap masyarakat dan berperan secara aktif dalam masyarakat.

Keluarga Sejahtera Tahap 3 Plus
Keluarga-keluarga yang dapat memenuhi kebutuhan semua kebutuhan keluarga pada tahap 1 sampai dengan 3. Pelaksanaan pembangunan dalam keluarga sejahtera. Dalam PP No. 21 Th 1994, pasal 2: pembangunan keluarga sejahtera diwujudkan melalui pengembangan kualitas keluarga diselenggarakan secaramenyeluruh, terpadu oleh masyarakat dan keluarga.Tujuan Mewujudkan keluarga kecil bahagia, dejahtera bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, produktif, mandiri dan memiliki kemampuan untuk membangun dirisendiri dan lingkungannya.

Pokok-pokok kegiatan pembangunan keluarga sejahtera

Pembinaan ketahanan fisik keluarga
keluargaKegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan ketahanan fisik keluarga.Contoh : pembinaan gizi keluarga termasuk gizi ibu hamil, stimulasi pertumbuhanbalita, pembinaan kesehatan lingkungan keluarga, usaha tanaman obat keluarga,dan lain-lain.

Pembinaan ketahanan non fisik keluarga
Kegiatan-kegiatan yang bersifat meningkatkan ketahanan non fisik keluarga.Contoh : pembinaan kesehatan mental keluarga, stimulasi perkembangan balita,konseling keluarga, dan lain-lain.

Pembinaan Keluarga Sejahtera
Pembinaan Keluarga Sejahtera Dalam Aspek Agama, Pendidikan, Sosial, Budaya,dan Ekonomi.

Aspek agama
Agama memiliki peran penting dalam membina keluarga sejahtera. Agama yangmerupakan jawaban dan penyelesaian terhadap fungsi kehidupan manusia adalah ajaranatau system yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada TuhanYang Maha Esa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia danmanusia serta lingkungannya. Oleh karena itu, sebuah keluarga haruslah memiliki danberpegang pada suatu agama yang diyakininya agar pembinaan keluarga sejahtera dapat terwujud sejalan dengan apa yang diajarkan oleh agama

Aspek pendidikan
Pendidikan keluarga sangat penting namun seringkali dianggap tidak penting.Etika yang benar harus diajarkan kepada anak semenjak kecil, sehingga ketika seoranganak menjadi dewasa, ia akan berperilaku baik. Tentu saja perilaku orang tua juga harusbaik dan benar sebagai contoh untuk anaknya. Jikalau semenjak kecil seorang anak diajarkan dengan baik dan benar maka keluarga tersebut akan harmonis. Dan seandainya setiap keluarga mengajarkan nilai-nilai etika yang benar maka semua manusia akan hidupberdampingan dan damai. Keluarga merupakan wahana pertama dan utama dalam pendidikan karakter anak.Apabila keluarga gagal melakukan pendidikan karakter pada anak-anaknya, maka akansulit bagi institusi-institusi lain di luar keluarga (sekolah) untuk memperbaikinya.Kegagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnyamasyarakat yang tidak berkarakter. Oleh karena itu, setiap keluarga harus memilkikesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak dirumah.Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan (karakter) pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Polaasuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dan orang tua yang meliputipemenuhan kebutuhan fisik (seperti makan, minum, dll) dan kebutuhan psikologis(seperti rasa aman, kasih sayang, dll), serta sosialisasi norma-norma yang berlaku dimasyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, polaasuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikankarakter anak

Aspek ekonomi
pemerintah mengelompokkan keluarga diIndonesia ke dalam dua tipe : keluarga pra-sejahtera Yang kita bayangkan ketika mendengar keluarga tipe ini adalah keluarga yang masih mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya berupa sandang, pangan, danpapan. Keluarga pra-sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya banyak, tidak dapatmenempuh pendidikan secara layak, tidak memiliki penghasilan tetap, belummemperhatikan masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyaimasalah tempat tinggal dan masih perlu mendapat bantuan sandang dan pangan. tipe keluarga sejahtera Yang terbayang ketika mendengar keluarga tipe ini adalahsebuah keluarga yang sudah tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Keluarga sejahtera identik dengan keluarga yang anaknya dua atau tiga,mampu menempuh pendidikan secara layak, memiliki penghasilan tetap, sudah menaruhperhatian terhadap masalah kesehatan lingkungan, rentan terhadap penyakit, mempunyaitempat tinggal dan tidak perlu mendapat bantuan sandang dan pangan.Selama ini konsentrasi pembinaan terhadap keluarga yang dilakukan oleh pemerintahadalah menangani keluarga pra-sejahtera. Hal itu terlihat dari program-program dasar pembinaan keluarga seperti perencanaan kelahiran (KB), Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU), pelayanan kesehatan gratis, pembinaan lansia, pengadaan rumah khususkeluarga pra-sejahtera dan sejenisnya

Aspek sosial budaya
Perkembangan anak pada usia antara tiga-enam tahun adalah perkembangan sikapsosialnya. Konsep perkembangan sosial mengacu pada perilaku anak dalam hubungannyadengan lingkungan sosial untuk mandiri dan dapat berinteraksi atau untuk menjadimanusia sosial. Interaksi adalah komunikasi dengan manusia lain, suatu hubungan yangmenimbulkan perasaan sosial yang mengikatkan individu dengan sesama manusia,perasaan hidup bermasyarakat seperti tolong menolong, saling memberi dan menerima,simpati dan empati, rasa setia kawan dan sebagainya.

Tiga elemen utama dalam keluarga
Terdapat tiga elemen utama dalam struktur internal keluarga :

Status social
dimana dalam keluarga distrukturkan oleh tiga struktur utama, yaitubapak/suami, ibu/istri dan anak-anak. Sehingga keberadaan status sosial menjadi pentingkarena dapat memberikan identitas kepada individu serta memberikan rasa memiliki,karena ia merupakan bagian dari sistem tersebut

Peran social
yang menggambarkan peran dari masing-masing individu atau kelompok menurut status sosialnya

Norma social
yaitu standar tingkah laku berupa sebuah peraturan yangmenggambarkan sebaiknya seseorang bertingkah laku dalam kehidupan social

Ciri-ciri keluarga sejahtera
Ciri-ciri keluarga sejahtera adalah sebagai berikut :

  1. saling terbuka antar anggota keluarga
  2. terciptanya rasa saling percaya
  3. terpenuhinya segala kebutuhan
  4. adanya saling kerja sama antar keluarga
  5. adanya keseimbangan dalam memberikan pendidikan untuk bekal didunia dan akhirat
  6. terciptanya keharmonisan dalam keluarga
  7. terjalinnya komunikasi yang baik antar keluarga.s

Faktor Yang perlu diberikan orang tua kepada anak agar anak mencapai dewasa yang bertanggung jawab moral :

  1. Aktif melakukan komunikasi dengan anak
  2. Memberikan teladan
  3. Melakukan sesuatu atas dorongan diri sendiri
  4. Mengejar prestasi
  5. Mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain
  6. Mampu berpikir
  7. Kreatif dan penuh inisiatif
  8. Mampu mengatasi masalah yang dihadapi
  9. Mampu mengendalikan tindakan-tindakan
  10. Mampu mempengaruhi lingkungan
  11. Percaya kepada diri sendiri
  12. Menghargai keadaan dirinya
  13. Memperoleh kepuasan dari usahanya

Selain itu agar anak dapat bertanggung jawab moral, maka orang tua dapat melakukan :

  1. Biarkan anak-anak membuat pilihan-pilihan masukan sendiri
  2. Tunjukkan rasa hormat terhadap upaya anak
  3. Jangan mengajukan terlalu banyak pertanyaan
  4. Jangan langsung menjawab pertanyaan anak
  5. Dorong anak-anak menggunakan sesuatu/bahan dari luar rumah
  6. Jangan menyirnakan harapan anak.

Pencarian yang paling banyak dicari
  • fungsi dan peran keluarga
  • pengertian keluarga inti
  • jenis jenis keluarga
  • fungsi keluarga
  • pengertian keluarga menurut para ahli
  • ciri ciri keluarga
  • keluarga adalah segalanya
  • keluarga adalah pdf
Post a Comment

Post a Comment