ZCgRxn24sMSt1P8PT34NVVluf7C7ODQ8eSh7SrtI
Bookmark

Materi Konsep Pertunjukan Musik Tradisional Mapel Seni Budaya kelas 10 SMA/MA

Materi Konsep Pertunjukan Musik Tradisional Mapel Seni Budaya kelas 10 SMA/MA - Halo adik adik yang baik apa kabar? semoga dalam keadaan baik baik saja, masih bersama kakak bospedia, kali ini kakak ingin membagikan kepada adik adik mengenai materi yang sudah kakak susun yaitu tentang mata Pelajaran Seni Budaya yang diambil dari pembahasan Seni Musik yaitu Materi Konsep Pertunjukan Musik Tradisional untuk adik adik kelas X SMA/MA. Semoga bermanfaat yah.

Materi Konsep Pertunjukan Musik Tradisional Mapel Seni Budaya kelas 10 SMA/MA
Materi Konsep Pertunjukan Musik Tradisional Mapel Seni Budaya kelas 10 SMA/MA

A. Tujuan Pembelajaran 

Setelah kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan siswa mampu menjelaskan tentang konsep pertunjukan musik tradisional. 

Karakter yang dikembangkan: 
  • Religius: siswa diajak bersyukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas keragaman seni pertunjukan di Indonesia, termasuk di dalamnya pertunjukan musik tradisional. 
  • Toleransi: siswa diarahkan untuk menghargai perbedaan konsep pertunjukan musik tradisional sebagai bagian dari khasanah kebudayaan Indonesia. 
  • Rasa Ingin Tahu: siswa diharapkan berupaya mengetahui lebih mendalam tentang keragaman pertunjukan musik tradisional. 
  • Mandiri: siswa diharapkan mengembangkan pengetahuan secara mandiri tentang keragaman pertunjukan musik tradisional, termasuk musik tradisional yang berkembang di wilayah tempat tinggal siswa. 

B. Uraian Materi 

1. Tahap Apresiasi/identifikasi. 
Sebagai tahap awal sebelum menuju pada pemahaman materi pembelajaran, cobalah perhatikan beberapa gambar berikut ini, 
 
Gambar. 1 (Gambar tentang sekelompok masyarakat memainkan musik tradisional)  
Sumber: http://bit.do/google-tarawangsa 

Gambar. 2 (Gambar tentang kelompok musik tradisional) 
Sumber: http://bit.do/google-hasapi 

Setelah mengamati kedua gambar di atas, coba jawab beberapa pertanyaan berikut ini, 
  • Apakah jenis alat musik yang dimainkan pada gambar 1 dan gambar 2? (siswa dapat mengidentifikasi jenis alat musik tiup atau gesek). 
  • Dalam tingkat yang lebih lanjut, coba sebutkan nama alat musik yang terlihat pada masing-masing gambar! 
  • Dimanakah aktivitas pertunjukan musik tradisional tersebut dilakukan? Sebutkan dalam ruangan atau luar ruangan! 
  • Selain alat musik, hal apakah yang terlihat pada gambar nomor 1? 
  • Aktivitas apakah yang dilakukan oleh orang-orang pada kedua gambar tersebut? 

Gambar nomor  1 dan 2 di atas memberikan informasi tentang adanya pertunjukan musik  tradisional di  lingkungan masyararakat pemiliknya.   Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan alat musik gesek (gambar 1) dan alat musik tiup (gambar 2). Alat musik gesek yang dimaksud bernama rebab tarawangsa, alat musik yang lain bernama sarune etek (alat musik tiup). 
Gambar nomor 1 dan 2 dimainkan di dalam ruangan. Selain alat musik, terlihat pula sesajian  dan aktivitas orang yang sangat khusuk mengjalankan upacara adat. 
Gambar no. 1 adalah seni tarawangsa pada upacara padi di Rancakalong, Sumedang, Jawa 
Barat, sedangkan gambar no. 2 adalah gondang hasapi pada upacara suku Parmalim, Sumatera Utara. 

Baca juga - Soal Analisis Alat Musik Tradisional
 
Mari kita lanjutkan kegiatan mengidentifikasi gambar berikutnya. Amati gambar berikut ini dengan seksama. 



Beberapa informasi dapat diperoleh ketika mengamati ke empat gambar di atas, di antaranya: 
  • Gambar 3 menunjukan seorang pemain secara tunggal memainkan alat musik kacapi  di dalam rumah.  
  • Gambar 4 merupakan pertunjukan ansambel pukul dalam acara arak-arakan di jalan perkampungan.  
  • Gambar 5 adalah pertunjukan gamelan mengiringi tarian di sebuah gedung pertunjukan. 
  • Gambar 6 merupakan kompilasi tayangan permainan alat musik yang dilakukan secara virtual. 
Keterangan gambar: 
  • Gambar 3 merupakan gambar seorang juru pantun Sunda yang  sedang memainkan alat  musik kacapi Sunda, Jawa Barat. 
  • Gambar 4 adalah pertunjukan ansambel Rebana Gending dari Lombok, Nusa Tenggara  Barat, dalam iring-iringan pengantin yang disebut nyongkolan. 
  • Gambar 5 adalah pertunjukan gamelan Sari Oneng Parakansalak dari Sumedang, Jawa Barat, mengiringi tari Langendrian dari Wonogiri di Gedung Aula Simponia Jakarta. 
  • Gambar 6 merupakan salah satu contoh kompilasi tayangan pertunjukan musik yang dilakukan secara virtual dan jarak jauh. Hal ini terjadi karena pada tahun 2020 ini dunia diguncang oleh coronavirus  disease 2019 (covid 19) yang memaksa orang tinggal di rumah. Pada saat ini, seniman kreatif tetap berkarya dan bermain musik dari rumah masingmasing  dengan memanfaatkan teknologi internet. 
Setelah mengamati gambar-gambar di atas, dapatlah dikatakan bahwa pertunjukan musik tradisional di Indonesia sangatlah beragam, mulai pertunjukan yang sakral untuk kepentingan ritual sampai pada pertunjukan untuk kepentingan profan. Pertunjukan dilakukan oleh seniman baik secara perorangan maupun kelompok. Tempat pertujukan pun tidak dilakukan pada satu tempat yang sama. Beberapa kesenian dipertunjukan di dalam gedung dan beberapa yang lain dipertunjukan di lapangan/arena/jalanan.  
 
Selain itu, pertunjukan musik tradisional tidak selalu berdiri sendiri (mandiri). Pada beberapa garapan sangat dimungkinkan terjadinya kerjasama (kolaborasi) antar seniman, baik pada bidang yang sama tetapi budaya musik yang berbeda maupun dengan lintas bidang seni seperti seni musik dengan seni rupa, tari, teater, sastera, film.  
Demikian pula dengan perkembangan teknologi seperti internet, semua ini tidak pernah diabaikan oleh para seniman. Seniman selalu punya cara cerdas untuk memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari proses kreativitas. Sikap seperti ini sangat penting bagi keberlangsungan kesenian agar selalu berkembang dinamis. Sikap seniman musik tradisional, sekalipun selalu taat pada tata aturan (pakem) yang diwariskan, namun dalam praktiknya selalu bersifat luwes dan terbuka untuk beradaptasi dengan lingkungan, perubahan, dan keperluan. 
 
Baiklah, akan menarik kiranya kalau persoalan-persoalan di atas dibahas secara mendalam. Untuk itu, pembelajaran akan dilanjutkan pada tahap pemahaman materi pembelajaran. Hal ikhwal yang berkaitan dengan musik sakral, profan, garapan mandiri, garapan kolaborasi, pertunjukan langsung dan pertunjukan virtual akan dibahas lebih jauh pada bagian pemahaman materi pembelajaran. 

Baca juga - Soal Seni Rupa Tiga Dimensi
 
2. Tahap Pemahaman Materi Pembelajaran. 
 
2.1 Pengertian 
 
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan penjelasan tentang istilah pertunjukan, musik, tradisi, dan tradisional sebagai berikut: 
  • Pertunjukan adalah sesuatu yang dipertunjukan. 
  • Musik adalah nada atau suara yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu). Sekaitan pengertian ini, perlulah dijelaskan bahwa posisi seniman adalah subjek utama dalam proses penyusunan “sedemikian rupa” ini.  
  • Tradisi diartikan sebagai adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Berhubungan dengan pengertian ini, tradisi dapat diartikan sebagai proses hidup yang terus berlangsung dari masa lalu sampai masa kini, bahkan terus diwariskan untuk masa depan.  
  • Tradisional artinya menurut tradisi (adat). 
Jadi, pertunjukan musik tradisional adalah proses mempertunjukan seni suara karya nenek moyang oleh seniman masa kini dengan merunut pada pola dasar dan aturan tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun. 
 
2.2 Konsep Pertunjukan Musik Tradisional 
 
Seperti dapat dilihat pada gambar 1 sampai 6 di atas, pertunjukan musik tradisional sangatlah beragam. Berangkat dari keberagaman tersebut, konsep pertunjukan musik tradisional dapat diurai menjadi dua bagian besar, yaitu musik sakral dan musik profan. Musik profan pun dapat dibagi lagi menjadi beberapa sub bagian sesuai dengan konteks garapan seniman, di antaranya, garapan mandiri, garapan kolaborasi, pertunjukan langsung, dan pertunjukan virtual. Konsep-konsep ini akan dicoba diurai pada bahasan di bawah ini. 
 
2.2.1 Musik Sakral 
 
 Sedyawati (1981:52-53) dalam bukunya berjudul “Pertumbuhan Seni Pertunjukan” mengkaitkan seni pertunjukan dengan peran lingkungan etnik. Pada lingkungan etnik ini, adat yang diwariskan turun temurun mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi rebah-bangkinya seni pertunjukan.  
“Seni pertunjukan, terutama yang berupa tari-tarian dengan iringan bunyi-bunyian, sering merupakan pengemban dari kekuatan-kekuatan magis yang diharapkan hadir, tetapi juga tidak jarang merupakan semata-mata tanda syukur pada terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu”. 
   
 Sehingga tidaklah aneh kalau beberapa alat musik tradisional pada beberapa etnis masih disikapi sebagai benda sakral yang harus dijaga kesuciannya. Hal ini merupakan upaya seniman adat dalam menjaga kualitas upacara agar tetap suci dan transenden. Mengingat alat musik dan upacara yang dilakukan sangatlah sakral, maka musiknya pun bersifat sakral. Musik sakral tidak bisa dimainkan sekehendak hati. Diperlukan banyak persyaratan, penentuan waktu dan tempat yang tepat untuk memainkannya. Musik sakral lebih sering dimainkan di lingkungan masyarakat adat dan jarang dipertunjukan secara terbuka pada khalayak. 
 
 Pada awalnya, pertunjukan musik tradisional dilakukan untuk kepentingan ritual masyarakat adat seperti dijelaskan di atas. Namun sejalan dengan perubahan jaman, keyakinan sebagian masyarakat adat pun bergerak dinamis dan cenderung adaptif dengan perubahan. Beberapa aturan mengalami pelonggaran, namun demikian, inti keyakinan dan tata tertib upacaranya masih dipertahankan. 

 Beberapa contoh musik sakral untuk kepentingan ritual adat, di antaranya adalah Gamelan Gong dalam upacara Odalan di Bali; Seni Tarawangsa dalam upacara Ngalaksa di Sumedang, Jawa Barat; Gamelan Sekaten pada upacara Sekaten di Surakarta, Jawa tengah; Pasulingan atau Suling Lembang dalam upacara duka Pa’ Marakka di Toraja, Sulawesi Selatan; Gondang Sabangunan dalam upacara gondang mangalahat horbo laelae di Sumatera Utara. 

   
 2.2.2 Musik Profan 
 
 Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa perubahan jaman turut serta memberikan pengaruh terhadap perkembangan pertunjukan musik tradisional. Peralihan dari desa ke kota termasuk perubahan teknologi dari sederhana ke rumit, pada akhirnya akan mengubah sistem pertunjukan dari sakral ke profan. Profan berarti tidak lagi berkaitan dengan tujuan upacara keagamaan. Artinya musik tradisional betul-betul dikemas untuk kepentingan pementasan dengan cara pengelolaan baru yang berbeda dengan cara adat. 
 
 Hal ini diungkapkan oleh Sedyawati (1981:54) bahwa, “Yang jelas, apabila kesenian itu dipindahkan dari lingkungan etnik ke lingkungan kota... sehubungan dengan kaidah efesiensi yang dianut di kota, maka suatu pergelaran seni pertunjukan hanya diselenggarakan di tempat dan waktu yang ditetapkan atas dasar kemungkinan terbanyak untuk membawa hasil---berupa pendapatan ataupun antusiasme penonton”. 
 
 Hal senada diungkapkan pula oleh Hardjana (1995:11) bahwa, “untuk menangani persoalan-persoalan yang ditumbuhkan oleh hubungan-hubungan antara ketiganya (seniman-karya seni-masyarakat) diperlukan sebuah cara atau sistem tertentu yang bermuara pada apa yang kita kenal sebagai sistem managemen kesenian”. 
Artinya, musik tradisional pada akhirnya dipentaskan dengan tata kelola (managemen) yang baru. Beberapa jenis musik tradisional yang asalnya digunakan dalam kegiatan ritual adat, dikemas dan ditampilkan di gedung pertunjukan dengan durasi waktu yang dibatasi. Sekaitan dengan fenomena ini, gambar berikut akan menarik untuk diamati, 

Gambar  9 menunjukan bahwa sekalipun alat musik tarawangsa masih digunakan pada saat upacara padi (lihat kembali gambar 1 di atas), namun beberapa anak muda berusaha secara kreatif mengembangkan musik tarawangsa untuk kepentingan seni pertunjukan di atas panggung. Permainan alat musik tarawangsa dalam jumlah banyak adalah perkembangan baru yang berbeda dibandingkan dengan permainan dalam lingkungan masyarakat adat. Konsep pertunjukan pun berbeda, gambar 1 menunjukan pertunjukan musik tarawangsa sebagai bagian tidak terpisahkan dari upacara padi yang bersifat sakral, sementara gambar 9 menjelaskan adanya pertunjukan tarawangsa yang bersifat profan, dimana, musik tarawangsa dikemas untuk kepentingan pertunjukan di atas panggung. Pada kasus ini, seni tarawangsa akhirnya mempunyai dua fungsi; fungsi ritual dan sekuler (duniawi).  
Demikian pula yang terjadi pada alat musik taganing (sejenis kendang) di Sumatera Utara. Pada suku Parmalim, alat musik ini digunakan untuk mengiringi upacara adat, namun bagi masyarakat perkotaan, alat musik ini digabungkan dengan beberapa alat musik band seperti keyboard, drum, gitar dan bass elektrik. Dengan demikian lagu yang dibawakannya pun jauh berbeda dibandingkan dengan repertoar lagu pada saat upacara adat. Seperti juga alat musik tarawangsa, alat musik taganing pun mempunyai dua fungsi; fungsi sakral dan sekuler. 
 
Dua contoh di atas menunjukan adanya perubahan konsep pertunjukan musik tradisional, dari pertunjukan yang bersifat sakral menjadi profan. Namun demikian, tidak semua musik tradisional lahir dari lingkungan masyarakat adat. Beberapa kesenian lahir dari lingkungan keraton (bangsawan) seperti Gamelan Sekaten dan Gamelan Sari Oneng Parakansalak (lihat gambar 5), sebagian lagi sejak awal lahir sebagai seni rakyat yang profan. Sebagian mengalami pergeseran, sebagian lagi tetap bertahan dengan segala tata aturan adat yang mengikat. Semuanya hadir mewarnai kekayaan budaya Nusantara. Dengan demikian, sudah sepatutnya kita bersyukur dan selalu merawat keberagaman di bumi Indonesia yang indah ini. 
Pada pertunjukan musik tradisional yang bersifat profan, masih terdapat hal lain yang berhubungan dengan konsep garapan serta cara pertunjukan. Konsep garapan yang dimaksud adalah garapan mandiri dan garapan kolaborasi. Sedangkan cara pertunjukannya dapat berupa pertunjukan langsung dan virtual. 
 
2.2.2.1 Garapan Mandiri 
 
Apabila kalian kembali melihat gambar 9 dan10 di atas, nampak jelas bahwa musik tradisional dipertunjukan secara mandiri. Artinya pertunjukan ini betul-betul menampilkan garapan karya seni musik yang berdiri sendiri dalam budaya musik milik sendiri, atau tanpa digabung dengan bidang seni yang lain. Garapan seperti ini disebut garapan mandiri. Garapan mandiri menawarkan kesempatan kepada apresiatornya untuk menikmati keunikan karya seni musik secara utuh. Keindahan suara dan kepiawaian pemain dalam menyajikan musik akan memberikan pengalaman estetis bagi penikmatnya. 
2.2.2.2 Garapan Kolaborasi 
 
Selain garapan mandiri, para seniman musik tradisional secara kreatif menjelajahi kemungkinan kerjasama (kolaborasi) dengan seniman lain, baik sesama seniman musik yang berbeda budaya maupun seniman lintas bidang seni. Garapan kolaborasi telah membuka ruang eksplorasi baru yang bermanfaat bagi perkembangan musik tradisional.  
 
Fenomena musik kolaborasi dapat dilihat pada gambar 5 di atas. Pada gambar tersebut, musik tradisional gamelan digunakan untuk mengiringi tarian tradisional. Tentu saja, selain bekerjasama dengan bidang tari, terbuka pula kemungkinan bekerjasama dengan bidang seni teater, rupa, sastera, dan film. 
Namun berbeda halnya dengan kesenian wayang. Wayang bukanlah garapan kolaborasi. Pertunjukan wayang adalah pertunjukan mandiri dan utuh yang didalamnya terdapat beragam unsur seni, mulai seni rupa (bentuk/rupa wayang), seni musik (gamelan pengiring wayang), seni tari (ibing/tarian wayang), teater (lakon wayang), sampai seni sastra (kakawen, nyandra dan bahasa tutur wayang). 


Lain halnya dengan peristiwa seni seperti terlihat pada gambar 11. Gambar ini salah satu contoh lain dari garapan kolaborasi. Pada garapan ini, terjadi kerjasama pada bidang seni yang sama tetapi berasal dari budaya musik yang berbeda. Pada gambar tersebut terlihat musisi musik barat sedang berkolaborasi dengan musisi musik Sunda. Dalam prosesnya, kualitas permainan alat musik tarompet Sunda dieksplorasi dan dikolaborasikan dengan alat musik basson yang berasal dari musik barat. Keindahan dan keterampilan permainan kedua alat tersebut kemudian  diapresiasikan kepada penonton sehingga penonton mendapatkan pengalaman estetis selama dan setelah pertunjukan ini. 
 
2.2.2.3 Pertunjukan Langsung 
 
Pertunjukan musik tradisional dapat dipertunjukan secara langsung di dalam ruangan (gedung/ruang pertunjukan/panggung indoor) dan di luar ruangan (arena/jalanan/panggung outdoor). Prinsip pertunjukan langsung memberikan kesempatan terjadinya interaksi antara karya musik dengan pikiran dan perasaan penonton. Tak jarang, reaksi penonton seperti tepuk tangan akan langsung dirasakan oleh pemain musik saat pertunjukan dilakukan secara langsung. Pengalaman pertunjukan langsung sangat baik bagi pemain dan penonton musik sebagai bagian dari pengalaman estetis. Pengalaman ini pun sangat penting bagi peningkatan kualitas senimannya. Sehingga, karya yang diciptakan akan semakin baik di masa yang akan datang. Untuk melihat contoh pertunjukan langsung, coba lihat kembali gambargambar di atas, baik musik sakral maupun profan, kecuali pada gambar 6. 
2.2.2.4 Pertunjukan virtual 
 
Pertunjukan virtual baru muncul sebagai fenomena seni pertunjukan sekitar abad ke21 dan mengalami puncaknya pada tahun 2020 ini. Wabah covid-19 yang melanda dunia menuntut setiap orang untuk tinggal di rumah, bekerja di rumah, dan berkreativitas dari rumah. Dalam bidang musik, kehadiran teknologi internet menjadi solusi untuk menjembatani para pemain musik agar tetap bisa berkomunikasi dan bermain musik sekalipun tidak berhadapan langsung. Pertunjukan virtual menjadi fenomena baru dalam perkembangan seni pertunjukan di dunia. Hal tersebut terjadi pula pada pertunjukan musik tradisional. Larangan berkerumun untuk menghindari penyakit covid-19 dari pemerintah, memaksa para seniman musik tradisional untuk tetap bermain musik sekalipun tempatnya berjauhan. Namun demikian, pertunjukan virtual sekalipun menawarkan kecanggihan teknologi namun secara hakiki telah mengakibatkan kesenian kehilangan interaksi dengan penontonnya. Jarak yang terlalu jauh serta kendala teknis yang mungkin terjadi saat pertunjukan ditayangkan, mengakibatkan jiwa pertunjukan kesenian menjadi hilang. Untuk itu, pertunjukan virtual dapat dikatakan sebagai fenomena sesaat saja sebagai solusi sementara pada saat pendemi. Pertunjukan langsung tetap merupakan priotas utama yang layak dilakukan dalam pertunjukan musik tradisional. Untuk memahami hal ini, silahkan lihat kembali gambar nomor 6 sebagai contoh visual adanya fenomena pertunjukan musik virtual. 
   
3. Tahap Pengayaan Materi Pembelajaran 
 
Untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman estetis siswa terhadap tema bahasan ini, disarankan setiap siswa mulai melihat pertunjukan musik tradisional yang berkembang di lingkungan tempat tinggal siswa. Konsep yang dipelajari pada kegiatan pembelajaran 1 ini dapat diaplikasikan untuk menganalisis pertunjukan musik tradisional yang sempat diamati oleh siswa. 
Selain pengamatan secara langsung di lingkungan tempat tinggal, siswa dapat pula menjelajahi pertunjukan musik tradisional di dunia maya melalui media internet. Sebagai referensi audiovisual, sebagian contoh pertunjukan musik tradisional baik yang bersifat sakral maupun profan. Silahkan jelajahi melalui link youtube secara mandiri. 
 
  1. “Seni Tarawangsa dalam upacara ngalaksa di Rancakalong, Sumedang”. Melalui apresiasi video pertunjukan Seni Tarawangsa, siswa dapat mengampu pengetahuan tentang musik tradisional yang bersifat sakral dalam konteks kehidupan masyarakat. 
  2.  “Pertunjukan Angklung di Saung Angklung Udjo Ngalagena, Padasuka, Bandung”.  Melalui apresiasi video pertunjukan Angklung di Saung Angklung Udjo Ngalagena, Bandung, siswa dapat mengampu pengetahuan tentang musik tradisional yang bersifat profan untuk kepentingan pariwisata. 

C. Rangkuman 

Sebagai rangkuman dari pokok bahasan di atas adalah bahwa secara konseptual pertunjukan musik tradisional terdiri atas pertunjukan musik sakral dan profan. Musik sakral berhubungan dengan upacara adat di lingkungan masyarakat adat, sedang musik profan adalah pertunjukan musik yang tidak ada kaitan dengan keagamaan tetapi lebih berfungsi sebagai tontonan, hiburan, dan pendidikan.  
 
Pada pertunjukan musik tradisional yang profan, terdapat beberapa garapan mandiri dan garapan kolaborasi. Cara pertunjukannya dapat berupa pertunjukan langsung, baik di dalam ruangan (indoor) maupun di luar ruangan (outdoor); dan pertunjukan tidak langsung berupa pertunjukan virtual di dunia maya. Hal ini terjadi bersamaan dengan perkembangan teknologi informasi berupa teknologi internet.  
 
Dari kedua cara pertunjukan tersebut, pertunjukan langsung tetap menjadi prioritas utama untuk dilakukan oleh para seniman. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa pertunjukan langsung memberikan kemungkinan terjadinya interaksi secara langsung antara seniman, karya musik dengan penonton. Kondisi ini akan mengakibatkan jiwa kesenian tetap dirasakan sehingga pengalaman estetis pun semakin meningkat. 

D. Penugasan Mandiri 

Langkah selanjutnya, siswa akan diarahkan untuk mengerjakan penugasan mandiri. Penugasan mandiri dilakukan agar siswa dapat menerapkan materi pembelajaran ke dalam lingkungan kebudayaan siswa. Atau sebaliknya, siswa diminta untuk melihat kekayaan musik tradisional yang terdapat di lingkungan siswa, setelah itu lakukan pengamatan dengan memanfaatkan materi pembelajaran yang telah dipelajari. Silahkan baca tugas di bawah ini dengan seksama! 

 
Uraian Tugas Mandiri : 
 
“Amati pertunjukan musik tradisional yang berkembang di lingkungan tempat tinggal siswa. Setelah itu, jawablah pertanyaan di bawah ini dengan cara memberikan tanda ceklis (V) pada kolom pilihan jawaban”. 

 

No

Pertanyaan

Jawaban

 

1.

Di lingkungan tempat tinggal saya terdapat pertunjukan musik tradisional!

o     Ya

o Tidak

 

 

2.

Konsep pertunjukan yang terdapat pada musik tradisional di lingkungan tempat tinggal saya adalah ...

o Musik Sakral

o Musik Profan

 

 

3.

Konsep pertunjukan yang terdapat pada musik tradisional di lingkungan tempat tinggal saya adalah musik profan!

o Ya

o Tidak

 

 

4.

Konsep musik profan yang terdapat di lingkungan tempat tinggal saya termasuk ke dalam ...

o Garapan Mandiri

o Garapan

Kolaborasi

 

5.

Konsep musik profan yang terdapat di lingkungan tempat tinggal saya dipertunjukan secara ...

o Langsung

o Virtual

6.

Tempat pertunjukan musik tradisional di lingkungan tempat tinggal saya adalah ...

o Indoor

o Outdoor

Tuliskan uraian pertunjukan musik tradisional yang terdapat di lingkungan tempat tinggal siswa meliputi:

1)                 nama kesenian;

2)                 alat musik yang digunakan;

3)                 jumlah seniman yang berperan dalam pertunjukan; 4) judul lagu yang dimainkan.

Untuk mengetahui hal ikhwal musik tradisional yang diamati, siswa dapat bertanya pada seniman atau orang yang mengetahui kesenian tersebut. Jumlah musik tradisional yang diamati maksimal dua jenis musik.

Kolom uraian (kalau tidak cukup bisa dibuat di buku tulis):

 

 

 

 

Penugasan mandiri merupakan perwujudan dari KD 4.4 : membuat tulisan hasil analisis pertunjukan musik tradisional. Untuk mewujudkan penugasan mandiri ini siswa dapat melakukan langkah sebagai berikut, 
  1. bertanya pada orang tua atau guru tentang kesenian yang terdapat di wilayah terdekat dari tempat tinggal siswa; 
  2. mengunjungi tempat kesenian tersebut berada; 
  3. mulai bertanya pada seniman pemilik kesenian tentang hal ikhwal seputar kesenian tersebut, seperti: nama kesenian, alat musik yang digunakan, jumlah seniman yang berperan dalam pertunjukan, judul lagu yang dimainkan. Informasi bisa ditambah dan dikembangkan oleh siswa; 
  4. mulai mencatat informasi dan sepulang ke rumah; tulislah informasi yang diperoleh dari lapangan ke dalam bentuk tulisan ringkas sesuai dengan kemampuan menulis yang dimiliki oleh siswa; 
  5. tentukan teman diskusi, boleh menghubungi teman sepermainan, atau teman sekolah, atau saudara, atau orang tua, atau bapak/ibu guru. Ajaklah berdiskusi tentang tulisan yang telah dibuat. Siswa boleh meminta apresiasi berupa nilai atau tanggapan dari mereka.  
 Rentang nilai yang diminta antara 80-100. Berapakah nilai yang diberikan oleh  teman diskusimu?  
   
 Namun apabila siswa tidak melakukan proses ke lapangan, maka sebagai gantinya,  lakukan apresiasi sesuai referensi bahan youtube yang tertera pada tahap pengayaan  materi pembelajaran. Tentu saja ketersediaan akses internet merupakan syarat  utama dalam mewujudkan tahap ini. Coba ikuti langkah-langkah berikut ini, 
1) carilah link youtube yang tertera pada tahap pengayaan materi pembelajaran; 
2) apresiasi isi dari tayangan tersebut; 
3) catat hal-hal yang terdapat pada tayangan yang diapresiasi meliputi:  
- nama kesenian, 
- alat musik yang digunakan,  
- jumlah seniman yang berperan dalam pertunjukan,  - judul lagu yang dimainkan. 
Informasi bisa ditambah dan dikembangkan oleh siswa. 
4) tulislah informasi yang diperoleh setelah menonton tayangan di youtube tersebut. Kalau informasi yang ditemukan terasa terbatas, tulis saja secara ringkas sebatas informasi yang diperoleh siswa; 
5) tentukan teman diskusi, boleh menghubungi teman sepermainan, atau teman sekolah, atau saudara, atau orang tua, atau bapak/ibu guru. Ajaklah berdiskusi tentang tulisan yang telah dibuat. Siswa boleh meminta apresiasi berupa nilai atau tanggapan dari mereka.  
Rentang nilai yang diminta antara 80-100. Berapakah nilai yang diberikan oleh teman diskusimu?

E.  LatihanSoal 

PILIHAN GANDA 
Jawablah soal di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang dianggap tepat! 
 
1. Indonesia sangat kaya dengan alat musik. Keragaman alat musik  tersebar di setiap daerah di Nusantara, salah satunya yaitu alat musik taganing. Alat musik ini berasal dari daerah... 
a. Sulawesi Selatan 
b. Jawa Barat 
c. Sumatera Selatan 
d. Bali 
e. Sumatera Utara 

2. Terdapat beragam alat musik yang bersifat sakral dan biasa   digunakan dalam upacara adat, salah satunya tarawangsa. Alat musik tarawangsa biasa digunakan dalam upacara yang dikenal dengan nama... 
a. Upacara Ngalaksa 
b. Upacara Gondang Mangalahat Horbo Lae-lae 
c. Upacara Odalan 
d. Upacara Sekaten 
e. E. Upacara Pa’ Marakka 

3. Garapan musik tradisional yang disajikan berdiri sendiri agar penonton menikmati estetika dan keunikan musikal dari karya musik dikategorikan sebagai ... 
a. Garapan Kolaborasi 
b. Garapan Mandiri 
c. Musik Sakral 
d. Pertunjukan Langsung 
e. E. Pertunjukan Virtual 
4. Materi musik tradisional yang cocok dipertunjukan secara langsung di sepanjang jalan arena terbuka yaitu ... 
a. Gondang Hasapi 
b. Kacapi Suling 
c. Rebana Gending 
d. Gamelan Degung 
e. Sasando 

5. Pertunjukan musik tradisional jarak jauh, dimana, pemain tidak   bertemu secara langsung tetapi memanfaatkan teknologi internet disebut ... 
a. Pertunjukan Langsung 
b. Garapan Mandiri 
c. Garapan Kolaborasi 
d. Pertunjukan virtual 
e. Pertunjukan indoor 
 
KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN LATIHAN SOAL KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 

1. Kunci Jawaban : E 
Pembahasan : Alat musik tradisional Taganing berasal dari daerah Sumatera Utara. 
2. Kunci Jawaban : A 
Pembahasan : Alat musik tarawangsa biasa digunakan dalam upacara yang dikenal dengan nama upacara Ngalaksa. 
3. Kunci Jawaban : B 
Pembahasan : Garapan musik tradisional yang disajikan berdiri sendiri agar penonton menikmati estetika dan keunikan musikal dari karya musik dikategorikan sebagai garapan mandiri 
4. Kunci Jawaban : C 
Pembahasan : Materi musik tradisional yang cocok dipertunjukan secara langsung di sepanjang jalan arena terbuka yaitu Rebana Gending.   
5. Kunci Jawaban : D 
Pembahasan : Pertunjukan musik tradisional jarak jauh, dimana, pemain tidak bertemu secara langsung tetapi memanfaatkan teknologi internet disebut Pertunjukan virtual 

Baca juga - Soal Seni Rupa dua Dimensi

 

E. Penilaian Diri 

Silahkan penilaian diri ini diisi oleh siswa. 

No.


Pertanyaan

Jawaban

 

Ya

Tidak  

1.

Saya bersyukur mempunyai keragaman pertunjukan musik tradisional di Indonesia.



2.

Saya mengerti uraian materi pembelajaran ini!



3.

Saya harus menghargai keberagaman musik tradisional yang berkembang di setiap daerah di Indonesia!



4.

Saya merasa materi ini sangat penting!



5.

Saya ingin mengetahui lebih mendalam tentang pertunjukan musik tradisional di Indonesia!



6.

Setelah mempelajari modul ini saya akan berusaha mengamati dan mempelajari musik tradisional yang terdapat di wilayah saya secara mandiri.

 

 

 


Demikianlah informasi yang bisa kami sampaikan, mudah-mudahan dengan adanya Materi Konsep Pertunjukan Musik Tradisional Mapel Seni Budaya kelas 10 SMA/MA ini para siswa akan lebih semangat lagi dalam belajar demi meraih prestasi yang lebih baik. Selamat belajar!! 



#
Konsep Pertunjukan Musik Tradisional File ini dalam Bentuk .pdf File Size 74Kb
Diupload oleh www.bospedia.com


      Pencarian yang paling banyak dicari
      • bentuk pertunjukan musik tradisional
      • jenis pertunjukan musik tradisional
      • teknik pertunjukan musik
      • pertunjukan musik tradisional indonesia
      • bagaimana cara menciptakan suasana dalam pertunjukan musik tradisional yang bersifat sakral
      • mengapa teknik blocking diperlukan dalam pertunjukan musik tradisional?
      • contoh pertunjukan musik
      • pertunjukan musik tradisional jawa barat
      • pdf, 2018,2019,2020,2021,2022

      Post a Comment

      Post a Comment